Analisis Film Miracle Worker dalam Komunikasi Konseling

Nama : Reeza Juwita

Npm : 1703020024

Jurusan : Bimbingan Penyuluhan Islam

Miracle Worker sebuah film yang mengisahkan seorang gadis belia yang cantik dan cerdas, Hellen namanya. Anak tersebut merupakan anak berkebutuhan khusus, ia mengalami tuna netra dan tuna rungu sehingga keluarganya tidak dapat memahami apa yang diinginkan gadis tersebut. Apapun yang diminta atau yang dilakukan gadis tersebut selalu dituruti oleh keluarganya. Dari ia yang melakukan hal baik ataupun melakukan kesalahan, ia selalu diberi reward berupa “permen”.  Hingga suatu hari terjadi perdebatan antara kedua orang tua Hellen yang akan memindahkan Hellen ke Rumah Sakit Jiwa, namun Ibu Hellen tidak menyetujuinya karena menurutnya Hellen adalah gadis yang cerdas yang mempunyai kelebihan tersendiri. Hingga Bibi Hellen mengusulkan bahwa akan mendatangkan seorang pengasuh terpercaya dari kota lain.

Suatu hari pengasuh tersebut datang ke rumah Hellen, Sullvian Annie namanya. Seorang perempuan yang sangat percaya diri dapat mengajarkan “bahasa” untuk seorang anak kecil yang mengalami tuna rungu dan tuna netra. Pertama kali yang dilakukan Nona Annie adalah mengajarkan bahasa isyarat dengan mengeja sandi huruf dari tangannya Hellen lalu menggunakan media perantara benda untuk mengetahui bahwa segala benda mempunyai nama. Berkomunikasi melalui isyarat, dengan banyak keterbatasan yang dimiliki Hellen menjadi tantangan tersendiri bagi Nona Annie. Pertama kali Nona Annie mengajarkan Hellen, ia sadar bahwa Hellen adalah anak yang cerdas, ia dapat menyalin apa yang di eja Nona Annie melalui isyarat huruf tangannya.

Bukan hanya berkomunikasi bahwa setiap benda punya nama, namun Nona Annie mengajarkan Hellen tentang attitude. Bagaimana cara makan di meja makan, menggunakan sendok dan garpu, melipat kain makannya, membersihkan mulutnya dengan baik, dan meminta tanpa emosi. Hingga suatu ketika Nona Annie meminta izin untuk tinggal berdua hanya dengan Hellen untuk menghilangkan ketergantungannya terhadap keberadaan ibunya. Karena Hellen selalu diberi perlakuan “apapun yang di mau berikan dan biarkan”, padahal seorang anak harus diberi keseimbangan. Reward diberikan apabila ia melakukan hal baik dan punishment diberikan apabila ia melakukan hal buruk. Hingga akhirnya Nona Annie berhasil membina Hellen yang keras kepala menjadi anak yang baik dan mengerti apa yang sebenarnya diajarakan oleh Gurunya itu.

Review Jurnal Komunikasi Konseling

Review Jurnal Kelompok 1

Judul                  : “Komunikasi Konseling”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Ajid Trisusilo, Yuli Wahyu Arlinda

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 8 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk meningkatkan pemahaman mengenai keterampilan dan kemampuan konselor dalam berkomunikasi untuk pencapaian tujuan konseling serta menguasai strategi intervensi sebagai rancangan konseling

Subjek Jurnal              : keterampilan komunikasi konseling yang diterapkan konselor selama proses konseling berlangsung untuk mendapatkan komunikasi yang efektif

Pembahasan Jurnal     : Penulisam yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Komunikasi konseling merupakan penyampaian pesan, ide ataupun informasi antara konselor dank lien selama proses pemberian bantuan berlangsung yang berdampak pada perubahan tingkah laku dari keduanya.
  2. Dalam melaksanakan komunikasi dengan baik seorang konselor dituntut untuk mengenal keterampilan berkomunikasi secara efektif dalam konseling diantaranya, penghampiran, respon minimal, empati, bertanya, diam, arsetif, dan konfrontasi.
  3. Komunikasi yang digunakan dalam penyelenggaran konseling tersebut melibatkan aspek verbal, vocal, tubuh, sentuhan dan tindakan dengan penekan-penekan yang spesifik pada masing-masingnya. Sehingga penguasaan keterampilan komunikasi akan mendukung efektifitas penggunaan sejumlah keterampilan konseling lainnyaserta mendorong kesuksesaan konselor dalam penyelenggaran konseling.

Kekuatan                           :     pemaparan materi dijelaskan dengan sangat padat namun reviewer mampu memahaminya dengan jelas apa yang dimaksud dengan komunikasi konseling yang membutuhakan keterampilan berkomunikasi efektif selama proses konseling berlangsung.

Kelemahan                         :     Terdapat sub bab materi yang tidak sinkron dengan judul jurnal yang ditulis.

Review Jurnal Kelompok 2

Judul                  : “Karakteristik Dan Kompetensi Konselor Profesional”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Ana Binti Masamah, Vivi Nurdiana Lestari

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 3 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk meningkatkan kepercayaan diri dan penyesuaian diri atau berperilaku baru sehingga klien memperoleh kebahagiaan maka diperlukan tenaga profesional bimbingan dan konseling yang memiliki sertifikasi dan lisensi untuk menyelenggarakan layanan profesional bagi masyarakat yaitu seorang konselor.

Subjek Jurnal                : karakteristik dan kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang konselor, yang nantinya hal itu akan mendukung proses konseling terhadap klien.

Pembahasan Jurnal     : Penulisam yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Seorang konselor harus memenuhi dan menerapkan karakteristik di dalam kepribadiannya secara umum maupun khusus.
  2. Dari aspek psikologis maupun konseling, konselor memilki karakteristik pengetahuan untuk memahami kondisi klien secara mendalam dalam berlangsungnya proses konseling
  3. Sebagai tenaga profesional yang harus memiliki keterampilan (skill) yang memadai dalam memberikan pelayanan konseling, karakteristik keterampilan dan pengalaman sangat dibutuhkan dalam diri konselor
  4. Dalam Peraturan Mentri No. 27 tahun 2008, untuk menjamin kualitas konselor dan serta berlangsungnya layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal, pemerintah mengeluarkan undang-undang tersebut yang mengatur standar kualifikasi akademik dan kompetensi seorang konselor

Kekuatan                            :     Terdapat penyampaian bagaimana memenuhi karakteristik seorang konselor yang profesional untuk memperkuat pemahaman dalam mempelajari karakteristik dan kompetensi konselor itu sendiri.

Kelemahan                         :     Tidak dijelaskan faktor-faktor yang dapat mengahapus maupun menjauhkan diri dari karakteristik konselor yang profesional

Review Jurnal Kelompok 3

Judul                  : “Pentingnya Komunikasi Bagi Manusia : Peran Komunikasi Bagi Perkembangan Hubungan Sosial Remaja”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Assyfa Gina Yustika, Umi Musyarofah

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 27 Maret 2020

Tujuan Jurnal              : untuk fungsi dan kegunaan komunikasi pada masa remaja yang dapat digunakan sesuai keinginan dan kondisi sebenarnya dalam upaya penemuan jati diri karena mengeksplorasikan diri dan memulai banyaknya hubungan sosial terjadi pada masa ini, masa remaja.

Subjek Jurnal                : proses komunikasi yang menjadi peran penting dalam perkembangan sosial pada masa remaja.

Pembahasan Jurnal     : Penulisan yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Komunikasi merupakan proses penyampaian ide maupun perasaan seseorang atau kelompok yang apabila mendapatkan good feedback hal itu merupakan komunikasi yang efektif. Maka komunikasi yang efektif dan harmonis akan memperkuat sosial, dan sebaliknya apabila komunikasi dilaksanakan kurang harmonis maka akan timbul perpecahan.
  2. Masa remaja merupakan masa perkembangan dan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, masa dimana menciptakan cita-cita dan berorintasi ke masa depan untuk mencari jati diri seorang remaja. Maka keluwesan hubungan sosial remaja terjadi di masa ini, hal ini dapat tergantung pada bagaimana pola komunikasi yang diberikan orang tua di rumah.
  3. Peran komunikasi dalam perkembangan hubungan sosial remaja sangat erat kaitannya di keduanya. Bagaimana komunikasi memainkan perannya di kehidupan remaja yang sedang mengolah apa yang selalu ia temukan menjadi sebuah informasi yang akan menambah pengetahuan akan jati dirinya, sehingga penting adanya komunikasikan yang baik untuk perkembangan sosial remaja yang baik

Kekuatan                           :     Terdapat penyampaian apabila komunikasi tidak dilaksanakan secara efektif dan harmonis maka hasil dari komunikasi tersebut akan menimbulkan perpecahan.

Kelemahan                         :     Tidak dijelaskan secara detail poin-poin bagaimana komunikasi mempengaruhi perkembangan hubungan sosial seorang remaja

Review Jurnal Kelompok 4

Judul                  : “Berkomunikasi Secara Verbal Dalam Komunikasi Konseling”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Bayu Setioko, Ulfa Septiani

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 3 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk menjalani proses konseling yang sesuai dengan tujuan klien, maka antara konselor dan klien harus mempunyai komunikasi verbal yang baik, baik secara tulisan maupun lisan.

Subjek Jurnal                : proses komunikasi verbal yang menjadi peran penting dalam mencapai tujuan konseling antara klien dan konselor.

Pembahasan Jurnal     : Penulisan yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Komunikasi yang sering digunakan adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata atau dapat pula disebut dengan komunikasi verbal, hal itu dapat dituangkan dalam bentuk percakapan maupun tulisan dengan beberapa unsur yaitu bahasa, keterbatasan bahasa, dan kata.
  2. Jenis Komunikasi Verbal dibagi menjadi dua, yaitu berbicara dan menulis, komunikasi verbal-vocal untuk berbicara seperti rapat dan presentasi sedangkan komunikasi verbal-nonverbal untuk menulis seperti surat menyurat. Lalu yang kedua mendengarkan dan membaca, proses mengambil makda dari apa yang didengarkan serta proses mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.
  3. Hubungan antara konseling dengan komunikasi verbal merupakan sebuah kata yang digunakan oleh sejumlah ahli untuk mendeskrepsikan tentang hal-hal yang dilakukan oleh klien dan konselor, aktivitas yang mengarahkan dan saling tukar pendapat untuk mencapai tujuan dalam proses konseling.

Kekuatan                           :     Terdapat penyampaian mengenai beberapa unsur komunikasi verbal yang dijelaskan per poin unsur tersebut.

Kelemahan                         :     Tidak dijelaskan spesifikasi berkomunikasi verbal dalam proses konseling dan apakah ada hal-hal menyebabkan berkomunikasi verbal akan terhambat di dalam konseling apabila tidak dilaksanakan dengan baik.

Review Jurnal Kelompok 5

Judul                  : “Informasi Dan Pesan Dalam Konteks Komunikasi”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Bibit Cahayati, Tri Widiowati

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 3 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk memahami dasar teori tentang konteks komunikasi, yang mana konteks itu terdapat dalam informasi dan pesan yang disampaikan dalam bentuk verbal maupun non verbal.

Subjek Jurnal              : konteks yang berada di dalam informasi dan pesan yang disampaikan melalui suatu komunikasi.

Pembahasan Jurnal     : Penulisan yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Sebuah pesan apabila dikaji dalam berbagai sudut pandang tentu memilki definisi yang sangat luas,sebab dalam komunikasi isi pesan dapat berupa berbagai macam hal mulai dari yang sifatnya sederhana hingga yang kompleks atau detail. Pesan disampaikan untuk menginformasikan sesuatu yang didalamnya termaktub tujuan dari sang penyampai kepada penerima pesan. Maka efektif atau tidaknya suatu pesan diterima dalam sebuah komunikasi tergantung kepada banyak hal.
  2. Ada 4 hal yang mempengaruhi sebuah pesan dalam jalinan komunikasi dalam individu, diantaranya tradisi semiotic, yaitu berisi symbol-simbol, tanda atau juga lambing yang tentunya sangat penting dalam sebuah pesan; tradisi sosiokultural, struktur social dalam masyarakat akan dapat membentuk pola komunikasi yang berbeda, sehingga isi pesan akan ada dalam komunikasi akan terjadi sesuai dengan polanya; tradisi psikologikal, setiap konteks emosi berbeda sehingga sosiologikal pesan dapat sangat berbeda ketika diterima dan diterjemahkan; dan tradisi fenomologikal, sebuah fenomena tertentu akan memberikan pengaruh dalam komunikasi dan pesan yang disampaikan.
  3. Komunikasi akan lengkap apabila di dalam komunikasi mempersepsi atau menyerap perilaku yang disandi, memberi makna kepadanya dan terpengaruh olehnya. Disamping itu pasti ada gangguan komunkasi yaitu berupa ketidakmampuan atau gangguan berbicara dengan orang lain atau ketidakmampuan membina hubungan emosional. Adapun dalam pesan nonverbal terdapat beberapa klasifikasi dan lima fungsi dari pesan nonverbal tersebut.

Kekuatan                     :      Terdapat banyak penjelasan mengenai pesan verbal dan nonverbal sehingga dapat diketahui dasar teori dari konteks komunikasi serta bagaimana proses penyampaian komunikasi

Kelemahan                  :      Banyak pengulangan kata dalam paragraph, sehingga materinya hanya berhenti dalam satu konteks saja tidak terdapat pengembangan dalam materi yang telah dijelaskan

Review Jurnal Kelompok 7

Judul                  : “Komunikasi Kelompok”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Deri Setiono, Putri Permatasari

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 8 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk memahami bagaimana komunikasi dalam kelompok berjalan secara baik dan efektif dan apa saja yang dapat mempengaruhi komunikasi dalam kelompok ataupun sebaliknya apa yang mempengaruhi suatu kelompok hubungan komunikasi.

Subjek Jurnal              :  hubungan kelompok dengan komunikasi di dalam kelompok itu sendiri, yang mana di dalam suatu kelompok pasti tidak terlepas dengan komunikasi yang melibatkan seluruh anggota kelompok

Pembahasan Jurnal     : Penulisam yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Adapun komunikasi kelompok secara teoritis tidak didasarkan pada jumlah komunikan dalam hitungan secara matematika, melainkan pada kualitas proses komunikasi itu sendiri.
  2. Tidak ada satupun definisi yang tepat untuk mendeskripsikan pengertian tentang kelompok, namun terdapat tujuh definidi yang paling umum tentang kelompok yaitu berdasarkan tujuanya, ketergantungan, interkasi antar individu, persepsi keanggotaan, hubungan terstruktur, motivasi dan pengaruh yang menguntungkan.
  3. Di dalam perilaku komunikasi juga dapat dipengaruhi oleh kelompok, beberapa factor tersebut, diantaranya konformitas, fasilitas social, dan polarisasi. Sedangkan untuk factor-faktor yang mempengaruhi keefektifan suatu kelompok terdiri dari: factor situasional karakteristik kelompok meliputi: ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, dan kepemimpinan; factor personal karakteristik kelompok yang meliputi kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi, dan peranan.
  4. Dalam sebuah komunikasi kelompok ada siapa yang berperan sebagai sumber yang menyampaikan informasi kepada para anggota lainnya informasi atau pesan tersebut berupa seperangkat symbol verbal dan non verbal yang nantinya akan terjadi suatu interaksi antara satu individu dengan individu lainnya. Selanjutnya kekompakan kelompok tersebut dapat dilihat bagaimana antar individu menanggapinya dan tidak keluar dari norma kelompok yang sudah di tetapkan dan diterapkan.

Kekuatan                           :     Terdapat penyampaian penekanan bahwa komunikasi kelompok itu bukan didasarkan pada jumlah besar kecilnya suatu kelompok namun lebih pada kualitas proses komunikasi

Kelemahan                         :     Terdapat factor-faktor yang mempengaruhi kefektifan kelompok namun belum mengerucutkan tentang factor-faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi dalam kelompok

Review Jurnal Kelompok 8

Judul                  : “Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Elisa Meliawati, Izzmi Nurjannah

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 8 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk memahami perbedaan dan penerapan antara komunikasi Intrapersonal dengan komunikasi interpersonal yang hanya berbeda satu huruf namun sangat berbeda makna

Subjek Jurnal              :  seorang komunikator yang dapat menerapkan komunikasi intrapersonal maupun interpersonal dengan baik dan efektif

Pembahasan Jurnal     : Penulisam yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Komunikasi intrapersonal mrupakan seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Pengetahuan mengenal diri pribadu melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikasi.
  2. Proses pengolahan informasi dalam komunikasi intrapersonal meliputi beberapa factor, diantaranya sensasi yang merupakan pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian variable, simbolis atau konseptual, terutama yang berhubungan dengan kegiatan alat indera; persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan; memori merupakan organisme yang sanggup merekam fakta; dan berpikir yang melibatkan semua proses yang meliputi sensasi, persepsi, dan memori.
  3. Komunikasi Interpersonal merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain(pihak lain) yang berkaitan dengan pertukaran informasi yang bermakna dan harus membawa hasil diantara orang-orang yang berkomunikasi.
  4. Dalam komunikasi interpersonal akan menjadi lebih efektif apabila memperlihatkan delapan komponen dari proses komunikasi yang harus dicermati setiap komunikator, diantaranya konteks (lingkungan), komponen sumber-penerima, encoding-dekoding, kompetensi komunikasi, pesan dan saluran, umpan balik dan maju, gangguan, dan efek komunikasi.

Kekuatan                           :     Terdapat banyak penjelasan yang terperinci mengenai komunikasi intrapersonal maupun komunikasi interpersonal.

Kelemahan                         :     Di dalam penjelasan komunikasi interpersonal diberikan penjelasan pentingnya komunikasi interpersonal, namun di dalam komunikasi intrapersonal tidak terdapat hal tersebut.

Review Jurnal Kelompok 9

Judul                  : “Komunikasi dalam Konseling Lintas Budaya”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Galuh Ajeng Kinanti, Illa Imelda Utami

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 8 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk memahami arti konseling yang berjalan dengan adanya perbedaan budaya sehingga harus memahami konsep komunikasi konseling lintas budaya

Subjek Jurnal              : proses komunikasi di dalam konseling yang memiliki perbedaan budaya antara konselor dan klien

Pembahasan Jurnal     : Penulisam yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang mengalami seuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
  2. Budaya mempengaruhi apa yang kita pikirkan, bagaimana perasaan kita, bagaimana kita berpakaian, apa dan bagaimana kita makan, bagaimana kita berbicara, nilai dan prinsip moral apa yang kita pegang, bagaimana kita berinteraksi satu sama lain dan bagaimana kita memahami dunia di sekitar kita. Budaya mencakup hampir semua aspek ekistensi kita. Oleh karena itu budaya merupakan latar belakang yang diambil untukmasa depan ataupun hal yang tak kalah harus diperhatikan oleh seorang konselor dalam proses konseling.
  3. Unsur-unsur pokok dalam konseling lintas budaya ialah klien sebagai unsur-unsur budaya tertentu yang berpengaruh pada sikap, bahasa, nilai-nilai, pandangan hidup dan sebagainya; konselor sebagai individu yang unik juga tidak terlepas dari pengaruh unsur-unsur budaya seperti halnya klien yang dilayani; dan dalam hubungan konseling konselor harus menyadari unsur-unsur tersebut dan menyadari bahwa unsur-unsur budaya itu akan mempengaruhi keberhasilan proses konseling.
  4. Pengimpelementasian nilai-nilai budaya dalam komunikasi konseling yaitu dengan penggunaan keterampilan komunikasi konseling yang memperhatikan latar belakang budaya dan kebiasaan klien perorangan, dengan menerapkan nilai-nilai budaya yang relevan serta penerapan nilai-nilai budaya tersebut.

Kekuatan                           :     Terdapat banyak penjelasan mengenai konsep konseling lintas budaya yang dibutuhkan konselor untuk menghadapi klien yang berbeda budayanya. Kelemahan                        :           Penjelasan lebih pada konseling nya padahal poin utamnya bagaimana komunikasi di dalam konseling lintas budaya itu sendiri.

Review Jurnal Kelompok 10

Judul                  : “Membesarkan Anak Agar Bahagia Melalui Komunikasi Yang Harmonis”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Lia Agustina, M. Yunan Nabawi

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 8 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk mencapai kerberhasilan dan kebahagiaan dari keharmonisan komunikasi yang dibangun antar anggota keluarga, yaitu ayah, ibu dan anak.

Subjek Jurnal              : peranan orang tua bagi pembentukan karakter anak melalui komunikasi yang harmonis

Pembahasan Jurnal     : Penulisam yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Komunikasi yang dilakukan di dalam keluarga atau keluarga adalah tempat proses interaksi social primer anak menjadikan peran penting bagaimana pembentukan karakter anak terbuat dari orang tua yang menjadi sumber informasi utama dan motor pengawasan dan pembinaan anak.
  2. Terjadinya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak salah satu faktornya ialah pendidikan, semakin tinggi pendidikan orang tua maka akan semakin mudah menerima informasi sehingga bertambah banyak pengetahuan yang dimilki hal itu pendapat dari Mubarak (2007).
  3. Komunikasi keluarga membutuhkan keaktifan yang bergantung dari berbagai factor keluarga, struktur keluarga itu sendiri dan bagaimana cara mereka menanggapi atau bereaksi dengan komunikasi itu sendiri. Komunikasi merupakan proses yang secara bersamaan berada ditempat tertentu, antar kelompok social dan melibatkan komuniaksi dengan orang lain.
  4. Menjadi pendengar aktif merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, sehingga dapat mencapai tujuan komunikasinya yaitu agar pendengaran mendengar apa yang dikatakan. Adapun unsur-unsur mendengarkan mencakup dari mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat.

Kekuatan                           :     Penjelasan yang singkat dan padat membuat reviewer paham dengan apa yang dijelaskan berkaitan dengan membesarkan anak agar bahagia melalui komunikasi yang harmonis

Kelemahan                         :     penulis kurang meemaparkan abstrak yang menjelaskan inti dari judul  jurnal yang disampaikan

Review Jurnal Kelompok 11

Judul                  : “Focusing Therapy Menurut Konsep Jims. R. Iberg”

Jurnal                  :  Komunikasi Konseling

Tahun                 : Maret, 2020

Penulis Oleh       : Mutia Sari Dewi, Naimatul Huda

Reviewer            : Reeza Juwita (1703020024)

Tanggal              : 8 April 2020

Tujuan Jurnal              : untuk memahami salah satu metode focusing therapy menurut Jims. R. Ibreg yang masuk dalam psikoterapi yang tidak terlepas dari bimbingan konseling.

Subjek Jurnal              : seseorang yang membutuhkan penangan psikoterapi dengan focusing therapy dari konsep Jims R. Iberg

Pembahasan Jurnal     : Penulisam yang digunakan di dalam kepenulisan jurnal ini adalah kajian literatur dari berbagai sumber mutakhir yang sesuai dan dapat disimpulkan bahwa:

  1. Tokoh pelopor focusing therapy adalah Eugene Gendlin dan Carl Rogers, kedua pria itu inginmengetahui mengapa beberapa klien berhasil dalam psikoterapi sementara banyak yang tidak. Mereka merekam beberapa ratus sesi psikoterapi, mencari informasi yang akan mengungkapkan perilaku atau wawasan apa yang membedakan pasien yang berhasil dari mereka yang tidak berhasil.
  2. Fokus menjadi cara mendekati masalah atau situasi dengan strategi pemrosesan internal khusus yang meningkatkan peluang hasil yang positif. Focus memungkinkan akses ke tingkat kesadran yang lebih dalam, kebijaksanaan, dan bimbingan diri berada didalam diri kita masing-masing. Focus menmungkinkan kita untuk mengakses kesadran kita kea pa yang sering tidak sadar atau bawah sadar, karena kenyataannya bahwa kebanyakan orang tidak tahu cara mengaksesnya. Salah satu kekuatan terbesar focus adalah kemudahan yang dapat diintegrasikan dengan pendekatan terapi lainnya.
  3. Ada beberapa keunggulan dalam focusing therapy, diantaranya: ada perhatian pada pegalaman batin, terapis cenderung merespon apapun yang muncul (dengan pengecualian kritik dalam) dengan mendengarkan dan merespon secara empatik, terapis kemungkinan akan mengistimewakan indra perasa yang tidak jelas dan kabur, terapis berkonsultasi dengan perasaannya sendiri dan membiarkannya membantu membawa perhatian klien ke perubahan, terapis menimbulkan sikap ramah, terapis memperhatikan penampilan kritikus, dan terapis memegang keyakinan bahwa ada gerakan kehidupan ke depan dalam setiap klien.

Kekuatan                           :     terdapat penjelasan mengenai kekhawatiran dan keterbasan sehingga hal itu dapat di dalami lagi untuk para konselor yang akan menggunakan metode focusing therapy ini

Kelemahan                         :     penulis kurang menjelasakan focusing theraphy menurut Jims R. Iberg hanya menjelaskan secara umum saja